Universitas Kehidupan

Berat juga judulnya ya, tulisan ini saya harap dapat menjadi doa. Iya doa.. bukankah ucapan adalah doa?

Umur saya tahun ini 29 tahun, sungguh usia yang cukup matang untuk berpikir secara bijaksana dan dewasa. Sampai tiba saatnya saya menanyakan segudang pertanyaan pada diri ini, mulai dari lima tahun lagi saya sudah jadi apa ya? sepuluh tahun lagi saya sudah punya apa ya? sampai akhirnya pertanyaan paling dalam mengisi pikiran saya yaitu ” sebenernya saya kau ngapain sih di dunia ini?”

Setelah saya merenung ternyata saya sadar sebagai makhluk ciptaan Allah saya butuh pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal saya di akhirat nanti. Saya sadar bahwa manusia hidup terus berjuang sampai tiba waktunya kembali kepada-Nya. Maka dari situ saya bertekad untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, mungkin dimulai dari satu orang lalu bermanfaat bagi orang banyak.

Mengapa harus menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain? karena setiap perbuatan akan kembali kepada orang yang berbuat. Seperti kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya, seperti ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

dan Rasulullah juga bilang :

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

Manfaat tersebut kan tidak hanya terus-menerus tentang harta/material tapi bisa ilmu pengetahuan, keahlian , atau minimal sikap yang baik kepada sesama manusia. Jadi sudah beberapa tahun ini saya mencoba untuk menjemput pahala dengan cara memberikan manfaat bagi orang lain.

Hal-hal kecil saya lakukan, contohnya dalam hal keahlian, karena saya kuliah dulu Sosiatri saya ambil ranah pekerjaan sebagai community development di bidang yang concern di pendidikan. Saya membina ibu-ibu di pelosok agar dapat memberikan pendidikan budi pekerti, kesehatan , dan pelestarian lingkungan bagi anak-anak disekitar tempat tinggalnya. Hal lain yang saya lakukan yaitu dibidang memasak, walaupun masih amatir saya berusaha untuk rajin posting resep makanan dengan harapan siapa tau bisa bermanfaat.

Dalam hal material mungkin yang sedang saya biasakan di rumah yaitu decluttering. Saya yakin dengan mengurangi sifat konsumtif dan rajin melakukan decluttering maka barang-barang yang sudah tidak saya pakai tersebut bisa bermanfaat bagi orang lain. (walaupun konsumtif beli perintilan anak itu sulit sekali di rem 😓)

Dalam hal bersikap baik, toh saya yakin dengan senyum saja sudah menjadi pahala, senyuman pun dapat bermanfaat agar lingkungan menjadi lebih kondusif. Coba kalau satu RT hobinya senyum pasti lingkungan rumahnya lebih asik , tetapi hal ini pun menjadi tantangan untuk saya yang punya sifat keras. Emosi yang cepat naik serta kurang sabar ini harus dilatih agar semakin diredam. Perbanyak senyum dan jangan kebanyakan gengsi untuk senyum dan menyapa orang lain lebib dulu.

Dalam hal bermanfaat lewat ilmu pengetahuan, karena saya juga masih belajar dan merasa miskin ilmu yang saya lakukan dalam berbagi ilmu yaitu belajar untuk lebih baik lagi dalam bersosial media lebih sering posting hal-hal yg bermanfaat bagi teman-tema di sosial media, mulau dari hal-hal sepele seperti ngasih tau diskonan, berbagi resep makanan, tips travelling dan hal-hal lain yang saya ketahui jelas dari mana asal ilmu nya atau berdasarkan pengalaman pribadi.

Untuk poin berbagi ilmu pengetahuan ini saya rasa berat sekali tanggung jawabnya maka harus hati-hati dalam memberikan ilmu. Seperti yang baru saja saya pelajari dalam kelas matrikulasi IIP bahwa menuntut ilmu saja ada adab nya apalagi berbagi ilmu. Hal ini seakan mencambuk saya lagi untuk disiplin dan tidak menyepelekan adab menuntut ilmu, yang saya latih yaitu bagaimana untuk tau kapasitas ilmu saya jika kurang paham, lebih baik diam dan mendengarkan orang yang lebih ahli, selalu mendengarkan penjelasan orang lain walaupun sudah pernah tau tentang ilmu yang diberikan, banyak baca biar bisa banyak cerita yang bermanfaat. Untuk berbagi ilmu pengetahuan saya juga mulai menerapkan sumber saat berbagi ilmu dan berusaha menhan diri untuk memilah hal apa saja yang bermanfaat yang bisa dibagikan di sosial media. Semoga saya dapat selalu konsisten kedepannya🧡.

Review Film Tully

Please, gausah baca post ini sebelum kamu nonton filmnya, karena film ini menurut saya bagus, sayang sekali kalau tidak ditonton khususnya untuk calon ibu, calon ayah, dan pastinya suami-istri. Tonton dulu soalnya endingnya twisted banget dan disini saya mau ngasi tau SEMUANYA.

Jadi saya sudah tau info film ini dari beberapa bulan lalu, sepertinya bagus apalagi director-nya Jason Reitmen yang bikin Juno, Up in the air dan Thank You for Smoking! wah harus ditonton nih apalagi beliau mengangkat tema modyarhood eh motherhood. Setelah penantian beberapa bulan munculah si Tully ini di https://indoxx1.com/  ya saya mah penjunjung tinggi website nonton gratis ini, soalnya belum ada kesempatan nonton bioskop hehe. Nontonlah diriku ini seorang diri disaat suami tidur dan anak tidur. Seperti biasa Jason Reitmen apik menyuguhkan backsound untuk filmnya, dan baru awal- awal saya sudah relate banget sama film ini, setiap adegannya hampir pernah saya alami, jadi ketawa miris sendiri lihatnya.

Continue reading

Anak Spesial

Sosial media sekarang bisa menjadi bahan inspirasi atau bahan iri hati, semoga saja tidak yang kedua ya. Beberapa waktu lalu saya tidak sengaja menyimak instastory dari akun @zahratuljannah, ia seorang fashion influencer . Saya follow karena sepertinya bisa menginspirasi, karena si Teh Sara ini (sok ikriiib) seorang istri dosen dan Ibu dari 3 orang anak yang sedang menetap di UK, lumayan challenging juga pikir saya.

Singkat cerita, instastory-nya menjelaskan bahwa anak keduanya sedang field trip dari kota London menuju kota Maldon. Anak keduanya itu bernama Mikail. Mika kebetulan anak yang cukup spesial, dari cerita Teh Sara, Mika mempunyai permaslaahan sensory processing disorder (SPD). Ada dokter yang mengira autis tapi lengkap nya bisa mengkroscek di instagram Teh Sara. Bagi saya apapun itu sebutannya, Mika sama saja kayak kita hanya saja sedikit membutuhkan bantuan orang lain dan sedikit ruang untuk dirinya.

Saya sangat salut dengan kesabaran orang tua khususnya Ibu yang dikaruniai anak spesial ini. Sepertinya Allah telah tempatkan kolam kesabaran dan kekuatan yang luas didalam hati si Ibu tersebut. Kembali ke cerita dari apa yang saya lihat dan saya baca melalui instastory Teh Sara, disitu ia bercerita bahwa Mika yang bersekolah di sekolah khusus anak-anak berkebutuhan ini sedang mengadakan perjalanan. Perjalanan selama dua jam lebih itu ditempuh menggunakan taksi, taksi tersebut di isi dua orang murid dan dua pendamping serta satu driver. Sesampainya di Maldon, warganya telah menyambut dipinggir jalan dengan balon warna -warni, bendera, dan tidak ketinggalan senyuman ramah dari semua orang. Hari itu pasti akan diingat seumur hidup oleh para anak-anak, dan ternyata para driver yang membawa anak- anak tersebut merupakan sukarelawan, driver berjumlah kurang lebih 100 orang. is it cool, right??

Continue reading

Shaien dan Makan – Part 2

Assalamualaikum, lanjutan cerita makan Shaien ya, oh ya sebelumnya disini saya menceritakan pengalaman Shaien, kalau dirasa tidak sesuai atau tidak relevan maka jadikan sebagai sharing informasi aja, dan apabila saya salah mohon masukannya agar bisa saya koreksi, soalnya masih belajar juga. Setelan menjelaskan latar belakang metode pemberian MPASI dan persiapannya saya akan menceritakan pengalaman makan Shaien.

Shaien Berkenalan dengan Makanan

Tepat di umur 6 bulan Shien akhirnya mencoba untuk makan, hore Alhamdulillah nya hari itu pas sekali hari Minggu, pengenalan makan ditemani Ayah dan Ibu. Dua minggu pertama untuk pengenalan saya berikan menu tunggal. Untuk mempermudah saya dalam membeli bahan baku makanan Shaien, saya buat jadwal menu untuk beberapa Minggu seperti ini :

IMG_20180125_212028
walau pada realitanya tidak dilakukan berurutan sesuai tanggal tapi lumayan jadi gausah mikir lagi besok masak apa , tinggal pilih aja

Makanan pertama Shaien yaitu beras putih, karena menurut buku yang saya baca jenis beras / serelia adalah makanan yang mudah dicerna sama bayi dan mempunyai banyak kalori. Saya awam banget masak beras selain di magic jar, pertama kali buat MPASI saya bikin bubur dari nasi yang sudah matang lalu saya masak lagi di panci ternyata gosong karena apinya kebesaran hahaha. Kebetulan pada praktinya tidak persis sesuai dengan urutan menu pada gambar diatas ya, hari pertama saya belum siapin kaldu karena gak dapet ayam kampung jadi hanya bubur beras putih saja. Reaksi Shaien gimana? Alhamdulillah walau tidak terlalu lahap tapi hanya sisa sedikit.

Sebenarnya ada rasa nervous dan takut kecewa apabila Shaien sulit makannya atau gak semangat, tapi Alhamdulillah satu bulan lebih ini saya belum pernah mengalami gerakan tutup mulut, dan makanan yang tidak habis bisa dihitung dengan jari (sujud syukur). Walaupun saya senang bukan kepalang tapi Ibu saya selalu reminder bahwa yang namanya bayi atau anak kecil pasti ada masa nya sulit makan atau GTM atau cranky masalah makan jadi harus siap dan jangan kaget nanti. Baiklah saya berusaha semaksimal mungkin saja. Penampakan Shaien kalau lagi makan :

Pola Makan Shaien

Continue reading

Shaien dan Makan- Part 1

Assalamualaikum semua, saya mau cerita tentang pengalaman makan Shaien. Sekarang usia Shaien 7 bulan 1 minggu. Dibahas dari mana dulu ya enaknya? Saya akan membuat beberapa bagian untuk menjelaskan pengalaman makan anak saya. Semoga bermanfaat bagi yang sedang mempersiapkan masa MPASI atau yang sedang memberikan MPASI.

Latar belakang dan Metode MPASI

Kalau ngomongin MPASI maka sangkut-pautnya pasti dengan tumbuh kembang anak baik berat badan, panjang badan dan juga aktifitasnya. Pada dasarnya berat badan dan panjang badan Shaien normal sesuai dengan standart KMS.

Untuk aktifitasnya, Shaien bergerak aktif, duduk sebentar lalu guling- guling dan sekarang sudah bisa merangkak, gak bisa diem pokonya. Dengan latar belakang seperti itu maka mulailah saya membaca literatur mengenai metode pemerian MPASI. Dua metode yang masuk sesuai kebutuhan Shaien yaitu metode yang direkomendasikan oleh WHO (with responsive feeding) dan BLW. Dua- dua nya punya plus minus untuk Shaien menurut saya, kalau Shaien dari awal hanya BLW saya gak yakin bisa nge- boost berat badan Shaien yang saat itu bener- bener pas, lengah sedikit mungkin agak kurang beratnya. Untuk bayi umur 6 bulan dan diatasnya asupan gizi dibutuhkan bukan hanya untuk tumbuh kembang tapi juga untuk bergerak (tapi ternyata ini bergeraknya gak kira- kira).

Mengapa saya gak yakin dengan BLW? karena BLW untuk usia 6 bulan perlu kesabaran dan asupan yang masuk gak terlalu banyak, bayi 6 bulan belum lihai memasukan makanan ke mulutnya, sedangkan asupan gizi yang dibutuhkan anak saya cukup banyak, ASI saya ada kok cuma lebih banyak foremilk nya daripada hindmilk nya. Positifnya BLW, anak lebih terlatih sensor motorik halusnya dan benar- benar menikmati proses makan karena makanannya pun bukan berbentuk pure, tapi seperti makanan orang dewasa cuma ukurannya disesuaikan bayi.

Wait, mari kita bahas metode yang direkomendasikan WHO, semua pasti tau ya metode ini yaitu memberikan makanan dengan menu lengkap (karbo-protein hewani- protein nabati, vitamin dari sayuran, dan lemak) proses makanannya yang paling baik dikukus lalu dilumatkan. Teksturnya dari pure sampai tekstur seperti makanan keluarga (tahapan sesuai umur bayi). Tekhnik makannya pertama- tama pasti disuapi (responsive feeding) kalau sudah 1 tahun sepertinya bisa belajar makan sendiri.

So, apa pilihan saya? pada akhirnya saya memilih dengan metode WHO dan sesekali diberikan snack sore finger food untuk belajar BLW, tapi usia 6-8 bulan sesekali saja, saya berencana diatas 8 bulan baru lah menu dengan finger food selalu ada di tiap hari nya. Pilihan ini saya rasa paling pas untuk Shaien, tujuan saya untuk nge-boost berat badannya tercapai dan belajar BLW nya pun gak terlewat.

Persiapan MPASI

Step makan memang yang paling saya tunggu, hehe. Saya memang masih cupu kalo masak, cuma dari dulu saya punya guilty pleasure tersendiri kalau lihat orang makan dengan lahap, mau lahap makan masakan saya atau orang lain. Bahagia sekali melihat orang makan dengan lahap (haha makanya beta suka banget nontonin mbak- mbak vlogger yang nge– review makanan). Jadi saya punya cita- cita MPASI anak saya harus enak dan sehat.

Persiapan saya gak terlalu heboh kok. Ini list nya :

  1. Sebelum ribet sama peralatannya, ada baik nya membaca dulu jadi tidak salah- salah. Untuk buku saya baca buku Sehat Lezat nya dr. Tiwi9786024122133_sehat-lezat_olah-saji-dr.-tiwi---panduan-asupan-bayi-tahun-pertama-_edisi-revisi_
  2. Peralatan makan bayi (kado).
richell-4973655531518-3-1024x1024
(Satu bulan ini yang dipakai baru gelas dan sendok yang paling panjang)

2. Food Maker for traveling (kado).

Ini kayaknya semua merk ngeluarin dan sama semua kualitasnya, yang jelas ini super berguna dari awal sampai 1 tahun nanti sepertinya.

pigeon_pigeon-home-baby-food-maker_full01
terpakai semua nya kecuali parutan keju nya belum kepake, sendok nya the best! eh tapi ilang di bandara. hiks

3. Kukusan (beli)

haha yakali saya minta di kado, saya pakai kukusan stainless

8906585_2ac73722-e311-4323-aa6a-4138e0a22aad_2048_0
masih ga tau mana yang namanya kukusan??

4. Food container (pake yang ada aja di rumah)

Ini kepakainya saat pergi- pergi aja atau nyimpen sisa makanan di kulkas

images (1)

5. Tempat minum (beli)

Belum kepakai sama sekali, soalnya Shaien minum kebiasaan di gelas langsung, saya pun lebih praktis, ini buat pergi- pergi aja.

images

6. Bib karet (kado)

Ini super berguna dibersihin gampang, di bawa kemana2 bisa di lipet- lipet gak menuhin tempat.

1

7. High Chair sekaligus Booster Seat (beli).

Hmm ini sih yang luamayan pricey (dipaksa Ayahnya, saya maunya yang mure- mure aje, tapi ada benernya juga sih beli ini). Soalnya untuk awal MPASI ini, saya lebih sering pakai yang booster seat nya karena agak ngeri aja kalo tinggi, ya meskipun safety tapi Shaien gerakannya super gak bisa diem. Kalau sudah besar tapi pasti ga enak duduk di booster seat butuh yang lebih tinggi. Jadi ini pilihan ayah nya yang paling cerdas, oiya mejanya bisa dicopot lapisan atasnya jadi bersihinnya gampang. Lapisan tempat duduknya juga bisa dicopot dan semua dari karet. Gak nyusain pokonya hehe

71Pz0oZQBxL._SL1500_

6. Hand Blender (kado)

Ini belum dibutuhkan banget sih saya pakai untuk buat pure pir dan apel pokonya yang keras- keras walau sudah di kukus karena biar cepet aja, malah ini kepakainya untuk saya masak sendiri bukan MPASI hehe.

0316227_l

Udah kayaknya itu aja, gampang kan? oiya paling nih ya tambahannya yang kecil- kecil saya beli tersendiri lagi :

  1. Pisau
  2. Mangkok stainless kecil buat nguskus
  3. Spons cuci piring

Untuk stok bahan makanan yang selalu ada di kulkas

  1. Unsalted Butter (merk apa aja)
  2. Natural Cheese (biasa pakai Belcube)
  3. Chia Seed
  4. Evoo

Yak sepertinya itu saja, bisa di custom sendiri pilihan merk-nya sesui dengan kebutuhan. baru cerita bagian depannya aja udah panjang ya, dibagi menjadi dua bagian aja ya biar gak terlalu panjang. Next saya akan cerita pola makan Shaien, makanan favoritnya dan tips MPASI untuk 1 bulan pertama.

Thank you sudah membaca sampai akhir, semoga bermanfaat ya.